Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Elemen Besi Dalam Konstruksi Bangunan

Elemen Besi Dalam Konstruksi Bangunan


Elemen Besi Dalam Konstruksi Bangunan

Dalam konstruksi bangunan modern, terdapat beberapa elemen besi yang umum digunakan pada pintu masuk, pintu garasi, pagar, kanopi, railing balkon, dan railing tangga.S eluruh elemen besi tersebut dirancang untuk memberikan kekuatan, keamanan, dan estetika pada bangunan. Bahan besi yang umum digunakan meliputi baja, besi cor, atau besi tempa, tergantung pada kebutuhan struktural dan desain arsitektur yang diinginkan. Di artikel sebelumnya kami di Grant Door telah membaigikan informasi tentang Jenis Pintu Besi untuk Pintu Gudang. Nah dalam artikel kali ini, kami di sktm.co.id akan mengajak anda mengenali Elemen Aksesoris Berbahan Besi Dalam Konstruksi Bangunan. Simak terus ulasan kami berikut ini!

Elemen Aksesoris Utama Bangunan Berbahan Besi


Elemen Besi Dalam Konstruksi Bangunan

Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing elemen tersebut:

1. Pintu Masuk

  • Frame Pintu: Rangka besi yang membentuk kerangka pintu dan memberikan dukungan struktural. 
  • Engsel Pintu: Engsel besi yang memungkinkan pintu untuk dibuka dan ditutup.
  • Handle Pintu: Pegangan besi yang digunakan untuk membuka dan menutup pintu.


2. Pintu Garasi

  • Rangka Pintu Garasi: Struktur besi yang membentuk kerangka pintu garasi.
  • Roller Pintu Garasi: Roller besi yang memungkinkan pintu garasi untuk bergerak naik dan turun.
  • Motor Pintu Garasi: Motor listrik yang digunakan untuk menggerakkan pintu garasi secara otomatis.

3. Pagar

  • Tiang Pagar: Tiang-tiang besi yang berfungsi sebagai penopang pagar. 
  • Balok Pagar: Balok horizontal yang menghubungkan tiang-tiang pagar.
  • Panel Pagar: Panel besi yang dipasang di antara tiang dan balok pagar.

4. Kanopi

  • Rangka Kanopi: Rangka besi yang memberikan dukungan struktural untuk kanopi. 
  • Baja Ringan: Baja struktural yang digunakan untuk membentuk struktur kanopi.
  • Baut dan Mur: Elemen besi yang digunakan untuk mengikat rangka kanopi dan komponen lainnya.

5. Railing Balkon

  • Tiang Railing: Tiang-tiang besi vertikal yang berfungsi sebagai penopang railing balkon.
  • Handrail: Tiang horizontal atau pegangan besi yang terletak di atas tiang railing.
  • Baluster: Elemen vertikal pendek yang mengisi ruang di antara tiang railing dan handrail.

6. Railing Tangga

  • Tiang Railing Tangga: Tiang-tiang besi vertikal yang berfungsi sebagai penopang railing tangga.
  • Handrail: Tiang horizontal atau pegangan besi yang terletak di atas tiang railing.
  • Tangga: Struktur besi yang membentuk langkah-langkah tangga.

Elemen Aksesoris Tambahan Bangunana Berbahan Besi


Elemen Besi Dalam Konstruksi Bangunan

  • Handle Pintu: Pegangan pintu yang terbuat dari besi untuk membuka dan menutup pintu.
  • Engsel Pintu: Engsel yang terbuat dari besi dan digunakan untuk menghubungkan pintu dengan kerangka pintu.
  • Pegangan Jendela: Pegangan atau kunci yang terbuat dari besi untuk membuka dan menutup jendela.
  • Pagar Besi: Struktur pembatas terbuat dari besi yang digunakan untuk membatasi area atau batas properti.
  • Kanopi Besi: Struktur atap terbuat dari besi yang digunakan untuk melindungi pintu atau area luar dari cuaca.
  • Railing Balkon: Bagian atas balkon yang terbuat dari besi dan berfungsi sebagai pegangan dan pengaman.
  • Railing Tangga: Bagian atas tangga yang terbuat dari besi dan berfungsi sebagai pegangan dan pengaman.
  • Railing Teras: Bagian atas teras yang terbuat dari besi dan berfungsi sebagai pegangan dan pengaman.
  • Grille Jendela: Struktur berbentuk jaring atau desain dekoratif terbuat dari besi yang dipasang di jendela untuk tujuan keamanan.
  • Kisi-kisi Ventilasi: Struktur berbentuk jaring atau desain dekoratif terbuat dari besi yang digunakan untuk sirkulasi udara di bangunan.

Daftar Istilah Dalam Konstruksi Bangunan


Elemen Besi Dalam Konstruksi Bangunan

Berikut adalah daftar 101 istilah dalam dunia konstruksi bangunan beserta definisinya:

  1. Fasad: Bagian depan atau tampilan eksterior bangunan.
  2. Mezzanine: Lantai tambahan yang terletak di antara lantai utama, biasanya setengah lantai.
  3. Arsitek: Profesional yang merancang dan mengawasi pembangunan bangunan.
  4. Rekayasa sipil: Cabang ilmu teknik yang berkaitan dengan desain dan konstruksi struktur bangunan.
  5. Pondasi: Struktur di bawah tanah yang mendukung berat bangunan di atasnya.
  6. Beton: Bahan konstruksi yang terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil, dan air.
  7. Pekerjaan sipil: Konstruksi infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan saluran air.
  8. Scaffolding: Kerangka sementara yang digunakan untuk mendukung pekerja dan bahan selama konstruksi.
  9. Baja: Material bangunan yang kuat dan tahan terhadap tekanan.
  10. Dinding: Struktur pembatas yang membagi ruang dalam bangunan.
  11. Genteng: Pelindung atap yang terbuat dari berbagai material seperti tanah liat, beton, atau logam.
  12. Lantai: Permukaan datar di dalam bangunan yang digunakan untuk berjalan atau meletakkan barang.
  13. Perencanaan bangunan: Proses merancang dan mengatur ruang dalam bangunan.
  14. Pekerjaan inti: Bagian bangunan yang berfungsi sebagai struktur utama, seperti balok, kolom, dan dinding.
  15. Plumbing: Instalasi pipa dan saluran air di dalam bangunan.
  16. HVAC: Sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara di dalam bangunan.
  17. Estimasi biaya: Proses menghitung perkiraan biaya konstruksi.
  18. Kontraktor: Individu atau perusahaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek konstruksi.
  19. Proyek perumahan: Pengembangan hunian seperti rumah atau apartemen.
  20. Sertifikat penyelesaian: Dokumen yang menyatakan bahwa bangunan telah memenuhi persyaratan konstruksi yang ditetapkan.
  21. RAB (Rencana Anggaran Biaya): Dokumen yang memperinci perkiraan biaya dan sumber daya yang diperlukan untuk proyek konstruksi.
  22. RAB (Rencana Alat Berat): Rencana yang mencantumkan jenis dan jumlah alat berat yang akan digunakan dalam proyek.
  23. Penjadwalan: Proses mengatur urutan kegiatan dalam proyek konstruksi.
  24. Aspal: Material konstruksi yang digunakan dalam pembuatan jalan.
  25. Rangka atap: Struktur penopang di bawah atap yang menjaga kestabilan dan kekuatan struktur.
  26. Rangka baja: Struktur baja yang digunakan dalam bangunan bertingkat atau jembatan.
  27. Akustik: Studi tentang pengendalian suara dalam bangunan.
  28. Reklamasi tanah: Proses mengisi tanah di atas perairan untuk memperluas wilayah daratan.
  29. Konstruksi sipil: Konstruksi yang terkait dengan infrastruktur umum seperti jalan raya, jembatan, dan bendungan.
  30. Plafon: Permukaan yang membentang di atas kepala untuk menyembunyikan struktur atap.
  31. Renovasi: Proses memperbarui atau memperbaiki bangunan yang sudah ada.
  32. Kaca: Material transparan yang digunakan untuk jendela dan dinding bangunan.
  33. Baut: Sekrup yang digunakan untuk menghubungkan dua komponen bangunan.
  34. Rebar: Batang baja yang ditempatkan dalam struktur beton bertulang untuk meningkatkan kekuatan.
  35. Pembangunan berkelanjutan: Prinsip-prinsip desain dan konstruksi yang bertujuan mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
  36. Landasan: Permukaan datar yang terletak di bawah lantai.
  37. Pembangunan infrastruktur: Konstruksi fasilitas publik seperti jalan, jaringan listrik, dan saluran air.
  38. Kualitas udara dalam ruangan: Kondisi kualitas udara di dalam bangunan.
  39. Jalan raya: Jalan umum yang digunakan untuk transportasi darat.
  40. Sistem pipa: Jaringan pipa yang digunakan untuk mengalirkan air atau gas.
  41. Teknologi bangunan pintar: Penggunaan teknologi digital dalam bangunan untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan.
  42. Keamanan bangunan: Sistem dan tindakan yang diambil untuk melindungi bangunan dari ancaman atau kerusakan.
  43. Erosi tanah: Proses pelunakan dan pemindahan tanah oleh air atau angin.
  44. Arsitektur hijau: Pendekatan desain yang berfokus pada efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.
  45. Panel surya: Perangkat yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
  46. Penghijauan: Penanaman vegetasi untuk meningkatkan lingkungan dan kualitas udara.
  47. Pekerjaan struktur: Pemasangan dan pembangunan struktur bangunan seperti balok dan kolom.
  48. Instalasi listrik: Pemasangan dan perawatan sistem listrik di dalam bangunan.
  49. Desain bangunan: Proses merancang tata letak, struktur, dan fitur bangunan.
  50. Drainase: Sistem pembuangan air yang mengumpulkan dan mengalirkan air hujan atau limbah dari bangunan.
  51. Perencanaan tata ruang: Proses mengatur penggunaan lahan dan ruang di dalam kota atau daerah.
  52. Sanitasi: Fasilitas dan praktik yang berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan manusia.
  53. Jembatan: Struktur yang melintasi sungai atau jurang untuk memungkinkan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki.
  54. Pemadatan tanah: Proses meningkatkan kepadatan tanah untuk meningkatkan daya dukungnya.
  55. Lift: Alat transportasi vertikal yang digunakan untuk naik turun di dalam bangunan bertingkat.
  56. Pencahayaan: Penyediaan cahaya buatan atau alami di dalam bangunan.
  57. Analisis struktural: Proses mempelajari dan menganalisis perilakulanjutan.
  58. Analisis struktural: Proses mempelajari dan menganalisis perilaku struktur bangunan untuk memastikan kekuatan dan stabilitasnya.
  59. Perizinan konstruksi: Proses mendapatkan izin resmi untuk memulai proyek konstruksi.
  60. Rasio utilitas: Perbandingan antara luas bangunan dengan luas tanah yang digunakan.
  61. Sistem tahan gempa: Desain dan struktur bangunan yang mampu menahan guncangan akibat gempa bumi.
  62. Perencanaan drainase: Perencanaan sistem pengaliran air hujan untuk mencegah genangan dan banjir.
  63. Render: Lapisan penutup yang diterapkan pada permukaan bangunan untuk memberikan tampilan yang lebih halus.
  64. Laporan proyek: Dokumen yang mencatat perkembangan, kendala, dan hasil proyek konstruksi.
  65. Bore pile: Metode pembuatan pondasi yang melibatkan pemboran lubang vertikal dan pengisian dengan beton.
  66. Pembangunan komersial: Konstruksi bangunan yang digunakan untuk tujuan bisnis, seperti perkantoran atau pusat perbelanjaan.
  67. Ketinggian bebas: Jarak vertikal antara lantai dan langit-langit di dalam ruangan.
  68. Pengawas konstruksi: Individu yang bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan proyek konstruksi dan memastikan kepatuhan terhadap rencana dan spesifikasi.
  69. Pengelolaan limbah konstruksi: Pengelolaan dan pengolahan limbah yang dihasilkan selama konstruksi.
  70. Reklamasi bangunan: Proses menghancurkan bangunan yang sudah tidak digunakan dan menggunakan kembali materialnya.
  71. Pelat lantai: Lantai beton bertulang yang menutupi area luas tanpa dukungan tambahan.
  72. Pembatas: Struktur vertikal yang membatasi ruang dan memberikan privasi.
  73. Coating: Lapisan pelindung yang diterapkan pada permukaan bangunan untuk melindungi dari cuaca atau korosi.
  74. Sistem pembangkit tenaga listrik: Sistem yang menghasilkan listrik untuk kebutuhan bangunan, seperti panel surya atau generator.
  75. Elevasi: Gambaran sisi eksterior bangunan yang menunjukkan proporsi dan fitur desain.
  76. Prasasti batu: Teks atau gambar yang diukir pada batu sebagai penanda atau dekorasi bangunan.
  77. Plaster: Lapisan tipis yang diterapkan pada permukaan dinding untuk memberikan tampilan yang halus dan merata.
  78. Asbes: Material bangunan yang digunakan dalam masa lalu, tetapi sekarang dianggap berbahaya karena seratnya yang mudah terhirup.
  79. Faktor keamanan: Angka yang digunakan dalam perhitungan struktur untuk memperhitungkan beban maksimum yang dapat ditanggung.
  80. Rangka kayu: Struktur bangunan yang menggunakan kayu sebagai bahan utama, seperti balok dan kolom.
  81. Pengecoran: Proses menuangkan beton ke dalam cetakan atau bekisting untuk membentuk struktur.
  82. Faktor pengganda: Angka yang digunakan dalam perhitungan estimasi untuk memperhitungkan faktor risiko atau ketidakpastian.
  83. Perijinan bangunan: Proses mendapatkan izin resmi untuk membangun atau mengubah bangunan.
  84. Sistem irigasi: Sistem untuk mengalirkan air ke lahan pertanian atau taman.
  85. Instalasi pipa sanitasi: Pemasangan pipa dan peralatan untuk pengolahan limbah dan pembuangan air kotor.
  86. Rasio kelembaban: Perbandingan antara kandungan uap air dalam udara dengan kapasitas maksimumnya.
  87. Bore pile: Metode pembuatan pondasi yang melibatkan pemboran lubang vertikal dan pengisian dengan beton.
  88. Proses tender: Proses perekrutan kontraktor melalui penawaran kompetitif untuk proyek konstruksi.
  89. Struktur bambu: Penggunaan bambu sebagai material konstruksi yang kuat dan tahan lama.
  90. Logam bangunan: Material bangunan yang terbuat dari logam, seperti baja atau aluminium.
  91. Perencanaan lanskap: Perancangan dan pengaturan elemen luar ruangan, seperti taman dan area hijau.
  92. Deformasi struktural: Perubahan bentuk atau dimensi struktur akibat beban atau kekuatan eksternal.
  93. Pengembangan berkelanjutan: Pendekatan pembangunan yang mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
  94. Energi terbarukan: Sumber energi yang diperbaharui secara alami, seperti tenaga surya atau angin.
  95. Pengawasan kualitas: Pemeriksaan dan pengujian untuk memastikan bahwa pekerjaan konstruksi memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
  96. Baja struktural: Jenis baja yang digunakan dalam struktur bangunan untuk kekuatan dan kekakuan.
  97. Perencanaan tata kota: Proses perencanaan penggunaan lahan dan infrastruktur kota.
  98. Sistem keamanan bangunan: Sistem yang melibatkan penggunaan kamera, alarm, dan kontrol akses untuk melindungi bangunan dari ancaman keamanan.
  99. Grouting: Proses mengisi celah atau ruang antara batu bata atau ubin dengan campuran semen untuk meningkatkan kekuatan dan stabilitas.
  100. Reklamasi lahan: Proses mengubah lahan yang tidak produktif atau terdegradasi menjadi lahan yang dapat digunakan kembali.
  101. Pekerjaan finishing: Pekerjaan akhir yang meliputi pengecatan, pemasangan lantai, dan penyelesaian detail interior.

Itu adalah daftar 101 istilah dalam dunia konstruksi bangunan beserta definisinya. Semoga informasi ini berguna bagi anda!

Penutup

Elemen Besi Dalam Konstruksi Bangunan

Elemen-elemen besi tersebut biasanya terbuat dari baja atau besi yang tahan terhadap korosi dan memiliki kekuatan struktural yang cukup. Selain itu, elemen besi pada pintu masuk, pintu garasi, pagar, kanopi, railing balkon, dan railing tangga sering kali juga melibatkan penggunaan baut, mur, pengelasan, dan pengecatan untuk penampilan dan perlindungan tambahan. Penting untuk selalu mengikuti standar konstruksi dan memastikan bahwa elemen besi tersebut dipasang dengan aman dan sesuai dengan rekomendasi dan persyaratan struktural yang berlaku. 
Elemen Besi Dalam Konstruksi Bangunan

Dalam konstruksi bangunan modern, elemen besi digunakan dalam berbagai aspek, termasuk pintu masuk, pintu garasi, pagar, kanopi, railing balkon, dan railing tangga. Elemen besi ini memberikan kekuatan, keamanan, dan estetika pada bangunan. Dalam desain dan konstruksi, pemilihan material dan kualitas bahan besi sangat penting untuk memastikan keandalan dan ketahanan struktural. Dengan penggunaan yang tepat, elemen besi ini dapat meningkatkan nilai dan tampilan bangunan secara keseluruhan.


PT. Sekawan Karya Tama Mandiri

PT. Sekawan Karya Tama Mandiri (Produsen Pintu Garasi, Pintu Besi, Pintu Gudang, Pintu Ruko, dan Firedoor Merek Grant)
www.sktm.co.id


Produk

Pintu Garasi, Pintu Besi, Pintu Gudang, Pintu Ruko, Pintu Gerbang, Mezzanine Besi, Pagar Besi, Railing Besi, dan Kanopi Besi (Daftar Produk)

Hotline


Alamat

Pergudangan Sinar Gedangan Blok D, No. 9, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur 61254 (Google Maps)

Blog Roll

Daftar Artikel Terbaik dari Situs PT. Sekawan Karya Tama Mandiri (Daftar Artikel)